Entreprenur Pelopor 1.0, 2.0, 3.0

Dalam catatan Agrawal (2014), berdasarkan perkembangan (sebelum dan sesudah) teknologi internet ditemukan, entreprenur dapat diklasifikasikan secara metaforis sebagai entreprenur 1.0, 2.0, dan 3.0  Thomas Alva Edison, pendiri General Electric (GE), dan pendiri Eastman Kodak (Kodak) George Eastman, adalah contoh entreprenur 1.0. Edison dan Eastman (yang mendirikan Kodak bersama partner bisnisnya Henry Strong) adalah inventor, pebisnis, dan filantrof. Mereka adalah para pemimpin transformatif dan pelopor untuk para entreprenur teknologi hari ini. Edison dan Eastman menghadapi masa-masa sulit karena berbagai keterbatasan dan situasi sosial yang tidak mendukung pengembangan inovasi seperti terbelahnya dunia ke dalam 2 blok, yaitu komunis dan kapitalis. 



Ilustrasi: https://hbr.org/2016/07/kodaks-downfall-wasnt-about-technology



Steve Jobs, Bill Gates, Mark Zuckerberg, Larry Page, Sergey Brin, Jerry Yang, Jack Dorsey, Jimmy Wales, Pierre Omidyar, dan lainnya adalah contoh-contoh entreprenur teknologi 2.0. Para entreprenur yang menonjol ini berhasil memiliki perusahaan bernilai miliaran dolar dalam kurun waktu singkat dan mengubah dunia menjadi lebih baik. Kepeloporan mereka dalam usahanya sebagai wirausaha teknologi menjadikan dunia lebih pintar, makmur, dan lebih terkoneksi. Mereka adalah entreprenur teknologi berbasis internet. Oleh karena itu, mereka dapat dijuluki sebagai enteprenur internet, yang dapat didefinisikan sebagai...orang yang memanfaatkan internet sebagai media utama dalam melakukan bisnis, berinteraksi dengan konsumen, melakukan inovasi produk dan transaksi (Agrawal, 2014). Bisnis internet dapat saja sepenuhnya daring (Google, Facebook) atau daring-luring (Amazon). 

Entreprenur teknologi 3.0 adalah mereka yang melakukan inovasi berbasis komunitas dan bersifat sederhana atau hemat (frugal). Para entreprenur tersebut bergerak di wilayah komunitas mencarikan solusi untuk masyarakat miskin atau tertinggal. Para entreprenur ini memelopori penyelesaian di tengah keterbatasan yang dihadapi komunitas dengan misalnya memanfaatkan teknologi panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik warga. Para entreprenur semenjak Era Mesin Pertama sampai dengan Era Mesin Kedua, yang didukung oleh teknologi internet dan teknologi digital, adalah para “revolusioner”, “pelopor”, dan transformer. Mereka adalah para inovator yang tidak harus menjadi inventor. George Eastman dari Kodak bukanlah penemu kamera tapi dia yang pertama kali memasarkan kamera secara massal. Walt Disney bukanlah penemu film animasi pendek, taman hiburan, dan acara televisi. Namun Walt Disney adalah orang pertama yang menggabungkan ketiga hal tersebut dengan menciptakan tokoh- tokoh dengan karakter unik, serta melakukan pemasaran silang melalui teknologi, media, distribusi, dan barang dagangan (merchandise) yang masing-masing berbeda satu sama lain. 

Sementara Steve Jobs bukanlah penemu komputer pribadi, antarmuka pengguna grafis, pemutar musik digital, tablet komputer, maupun telpon pintar. Akan tetapi melalui Apple, Jobs menemukan cara yang secara dramatis meningkatkan fungsionalitas dan kinerja dari tiap produk dan menyelaraskan semuanya di belakang suatu desain industri yang ramping, memiliki harga premium, sembari menyediakan perangkat lunak dan layanan yang canggih sehingga mendapatkan model bisnis yang sukses (Harris, 2012: 6-7). Secara lebih sederhana para entreprenur internet dapat dibagi menjadi dua. Pertama, entreprenur di era kelahiran teknologi internet dan pemanfaatannya untuk penjualan produk seperti Apple, Amazon, dan Alibaba. Kedua, mereka yang memanfaatkan teknologi internet untuk menjawab masalah sosial yang membuka peluang ekonomi seperti Uber dan Airbnb. 


*Diikhtisarkan dari perbincangan tentang Entreprenur Pelopor dalam buku Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan (2020), karya M Rahmat Yananda & Ummi Salamah. Pembaca yang berminat untuk membaca buku tersebut, dapat melakukan pemesanan di sini:  https://tokopedia.link/lW52tQJgLcb







Comments

Popular Posts