Kewirausahaan Rintisan Gelombang Ketiga

Publikasi penelitian Startup Genome bertajuk Global Startup Ecosystem Report 2018 melaporkan, pada 2017 modal yang ditanamkan di perusahaan rintisan (Startup) telah mencapai 140 miliar dolar AS dengan total penciptaan nilai ekonomi perusahaan rintisan global dari tahun 2015 sampai 2017 mencapai 2,3 triliun dolar AS. Terjadi penurunan pada perusahaan rintisan gelombang pertama dan kedua (aplikasi media sosial, media digital, dan perusahaan internet), berdasarkan pembagian 3 gelombang oleh Steve Case. Perusahaan-perusahaan di gelombang kedua dan ketiga seperti Facebook, Google dan Wordpress umumnya berlokasi di Silicon Valley. Belakangan, kota seperti London, dan New York menjadi wadah kemunculan perusahaan rintisan gelombang ketiga seperti Uber dan Airbnb





Startup Genome adalah perusahaan riset dan konsultan kebijakan yang mengumpulkan infrastruktur data tentang 1 juta perusahaan rintisan dalam 100 ekosistem. Data ini diperoleh  dari survei terhadap 10 ribu eksekutif perusahaan rintisan di berbagai belahan dunia. Perusahaan ini memosisikan diri sebagai platform di mana data yang ada di dalamnya merupakan hak milik berbagai pihak yang memiliki reputasi di dunia perusahaan rintisan. Selain data wawancara dengan ratusan pakar dan survei terhadap lebih dari 10 ribu partisipan antara 2017-2018, data yang dimiliki perusahaan ini juga dilengkapi dengan data agregat terkait pendanaan, exit, lokasi, dan investor yang bersumber dari CrunchBase; data informasi perusahaan global dari Orb Intelligence; data pembiayaan global, exit, lokasi, dan investor dari Dealroom; serta mitra lokal seperti akselerator, inkubator, hub, dan investor. Data kuantitatif tersebut diperkuat dengan telaah atas ratusan laporan riset, media, dan buku selain juga pakar berdasarkan topik dari sub sektor dan ekosistem. 

Perusahaan rintisan adalah organisasi sementara yang tengah mencari model bisnis dengan skalabilitas dan berulang serta hidup dalam suatu ekosistem. Ekosistem adalah konsep terkait pembagian sumber daya yang umumnya memiliki lokasi dengan radius 60 mil (100 km) di sekitar pusat suatu kawasan, dengan beberapa pengecualian yang tergantung kepada kondisi setempat. Perusahaan rintisan memiliki sub sektor, yaitu bagian dari ekosistem perusahaan rintisan sepanjang sektor inovasi utama seperti teknologi informasi dan komunikasi (ICT), ilmu pengetahuan terkait kehidupan (life sciences), dan teknologi bersih (cleantech).  Sub sektor adalah area di mana perusahaan rintisan mengaplikasikan inovasi dan meretas bidang ekonomi baru yang seringkali berbeda dari industri sebelumnya. 

Publikasi Startup Genome menyebutkan bahwa era baru perusahaan rintisan adalah Gelombang Ketiga dan teknologi Deep Tech yang mengandalkan penemuan saintifik atau inovasi perekayasaan (engineering) yang berarti. Di era baru teknologi tersebut, kesuksesan perusahaan rintisan ditentukan oleh upaya dalam melakukan salah satu dari 2 hal berikut, yaitu: (1) mengatasi isu-isu khusus Gelombang Ketiga secara vertikal, seperti Uber mengatasi masalah mobilitas atau Airbnb terkait hospitality; dan (2) memanfaatkan Deep Tech dalam membangun bisnis dengan menggunakan teknologi terobosan seperti blockchain, AI dan life sciences. Kemunculan Gelombang Ketiga dan Deep Tech terlihat jelas dalam data sub sektor ini yang terus meningkat sementara sub sektor perusahaan rintisan yang terasosiasi dengan  Gelombang Pertama dan Gelombang Kedua secara umum terus menurun.

Berikut 4  sub sektor yang bertumbuh di laporan Startup Genome 2018 dan Startup Genome 2019 dalam hal pendanaan dan kurun waktu 5 tahun terakhir. 

Manufaktur aditif, seperti printer 3D dan robotik, mengalami peningkatan 185% (2018)              dan 107.9% (2019) 

Agroteknologi dan new food meningkat sebanyak 171% (2018) dan 88,8% (2019) 

Blockchain meningkat 163% (2018) dan 101.5% (2019)

AI, big data dan analytics meningkat 77.5% (2019) dan 64.5% (2019) 


Sedangkan 4 sub sektor yang tengah mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir adalah; 

Advertising technology (adtech) mengalami penurunan 35% (2018) dan 47.9% (2019)

Game menurun sebesar 27% (2018) dan 40.4% (2019) 

Media digital menurun 27% (2018) dan 38.9% (2019)

Edtech mengalami penurunan 15.8% di 2019


Hal yang sama juga terjadi pada kinerja perusahaan teknologi yang menjadi perusahaan publik sepanjang periode 2015-2017. Berdasarkan pertumbuhan penerimaan setelah initial public offering (IPO), perusahaan yang bergerak di sub sektor agroteknologi dan new food mampu mengalahkan perusahaan yang lebih dewasa di sub sektor adtech dengan mencatatkan pertumbuhan penerimaan tertinggi secara kuartal dibandingkan ketika melakukan IPO. 


Sektor yang menguasai ekonomi ke depan adalah yang terkait dengan teknologi. Teknologi perangkat lunak tetap dominan dan deep technology mempengaruhi pertumbuhan beberapa industri. Mengacu pada sub sektor dan aktivitas, investasi dan pertumbuhan yang terjadi akan berbeda untuk tiap negara dan kondisi ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai perusahaan rintisan. Sub sektor dapat dilihat sebagai produk di satu sisi, dan ditelaah sebagai ekosistem di sisi lain. Sebagai produk maupun ekosistem, sub sektor memiliki daur hidupnya yang terdiri dari beberapa tahap.

Tahap pertama daur hidup sebuah sub sektor dipicu oleh sejumlah katalis. Katalis tersebut dapat berupa temuan teknologi maju, perubahan regulasi, atau peralihan sumber daya pembiayaan. Misalnya, teknologi AI (artificial intelligence) awalnya hanya merupakan bagian dari riset yang 10 tahun belakangan digunakan dalam bidang komputer dan big data, yang kemudian dipadukan dengan akses terbuka ke machine learning.  Teknologi ini dimanfaatkan oleh perusahaan rintisan dan kemudian berkembang menjadi sub sektor tersendiri yang kemudian berkembang menjadi besar. Teknologi tersebut dapat bekerja sebagai algoritma machine learning dan berguna dalam memecahkan banyak masalah yang hasilnya dapat meningkatkan aktivitas perusahaan rintisan.

Tahap kedua dalam daur hidup berlangsung saat sub sektor baru menyatu dan memunculkan sesuatu yang baru dan kemudian tumbuh. Misalnya, teknologi di sektor pendidikan berawal dari pemakaian komputer. Hal ini kemudian berkembang sehingga saat ini education technology (edtech) mengacu pada sekumpulan besar perusahaan rintisan dan organisasi lain yang bekerja untuk merevolusi pendidikan dan kualitasnya dengan memanfaatkan teknologi.

Tahap ketiga dalam daur hidup terjadi ketika sub sektor tumbuh dewasa. Tahap ini ditandai dengan penciptaan dan pembiayaan perusahaan rintisan yang melambat. Terjadi exit dan pembiayaan seri B+ menguat. Sedangkan tahap berikutnya, yaitu tahap keempat dimulai saat sub sektor mengalami penurunan. Tahap ini ditandai dengan penurunan jumlah dana yang disuntikkan pada tahap awal perusahaan rintisan dan diikuti dengan exit, atau sejumlah investor keluar dari sub sektor tersebut. 

*Diikhtisarkan dari pembahasan tentang Perusahaan Rintisan (Startup)dalam buku  Ekosistem Inovasi dan Kewirausahaan Rintisan (2020), karya M Rahmat Yananda dan Ummi Salamah. Pembaca yang berminat membaca buku tersebut, dapat memesannya di sini:  

https://tokopedia.link/lW52tQJgLcb





Comments

Popular Posts